· #indie #the-cottons

Table of Contents

Band mitos asal Jakarta akhirnya kembali setelah sekian lama. Semua berawal dari akun Instagramnnya mulai aktif lagi dengan memosting proses rekaman.

Selain itu, mereka juga manggung di Paguyuban Surf Crowd. Sialnya, saya tidak bisa hadir karena jauh dari rumah. Sebuah kesempatan yang sia-sia. Berharap suatu saat The Cottons mampir di Surabaya.

The Cottons

Perkenalan dengan The Cottons secara tidak sengaja saat Spotify memutar Yesterday is Gone dan saya mengiranya sebagai band luar karena cover bergaya band indiepop inggris jadul.

Unik karena waktu itu saya jarang menemukan gaya band The Cottons di spotify. Setelah menelaah tentangnya, mereka hanya merilis dua lagu yang berusia sudah 4 tahun (2016—2020). Aktivitas di Instagram juga tidak aktif. Hal-hal itu membuat saya sedih dan berharap aktif lagi karena saya suka mereka

Zaman masih SMA, saya sangat suka gaya bermain band dengan drum renyah, hentakan kuat, gitar nyaring lemah. Namun, saya juga tidak mengerti istilahnya bernama apa dan menganggap itu indiepop. Maklum, saya bukan anak musik yang mengerti nada.

Memang, mereka adalah indiepop, tetapi istilah itu terlalu luas, sehingga saya selalu bilang:

Saya suka band indiepop ala-ala Mocca dan The Cottons

EP Harapan 2024

EP Harapan tidak sama dengan Single It’s Only a Day karena EP terbaru kental akan suasana pop jadul 80-an; berbeda jika single lama yang ala-ala twee pop.

Harapan mempunyai empat judul:

Album ini memiliki keterikatan di tiap lagunya, kecuali Ashes of Hope. Maka, jangan kaget ketika di akhir lagu akan ada transisi.

Part 1.

Harapan, Pt. 1 mungkin terdengar mirip layaknya lagu-lagu lama, hanya saja mereka lebih selow.

Part 2.

Bagian kedua adalah favorit saya. The Cottons bertransisi dari musik ramai menjadi sepi. Suara vokal hanya diiringi oleh genjrengan gitar lemah yang menyanyikan lirik sedih:

Tak terukur dalamnya rasa pilu
Saatku kehilangan harapan
Anganku melintasi samudra
Tak pernah terpikir tuk di sini

Kemudian, ia disusul instrumentasi damai saja. Mungkin menggambarkan sikap “hmm.. gimana ya, saya sudah begini, tapi ah sudahlah.. (kemudian senyap)”

Setelah instrumentasi berakhir, suara vokal beserta genjrengan gitar muncul lagi dan menyanyikan relatif sama:

Tak terukur dalamnya rasa pilu
Saatku kehilangan harapan
Anganku melintasi samudra
Berakhir dalam mega yang sunyi

Part 3.

Bagian ketiga adalah apa yang anda dengarkan di single.

Bayangkan saja jika mocca tiba-tiba buat lagu ala-ala pop jadul 80-an, kaget bukan?

Ketika saya mendengar single harapan, saya merasa kaget karena the cottons beralih jadi pop kreatif 80-an dan berbeda jauh dari lagu - lagu sebelumnya.

Ashes of Hope

Di judul ini, Bang Yehezkiel lebih banyak bernyanyi daripada di lagu-lagu sebelumnya.

Saya tidak bisa menilai apa-apa di sini.

Akhir kata

Ini bagus dan saya rekomendasikan anda untuk mendengarkan.

Harapan by The Cottons

Pertanyaan atau tanggapan? email saya.